SARASEHAN GABI XIV
Kamis, 23 Juni 2016
Keberangkatan GABI VVD (Gelanggang Anak Buddhis Indonesia Vihara Vimala Dharma) ke Vihara Sakyawanaram dilakukan pada hari Kamis, 23 Juni 2016 sekitar pukul 16.00 WIB. Peserta sarasehan GABI berjumlah 16 anak beserta 3 orang Cici Pembina. Kami sempat terjebak kemacetan dalam kota Bandung. Walau dalam keadaan macet yang agak membuat Cici Pembina khawatir, anak-anak tetap terlihat ceria dan bersemangat untuk segera sampai di tempat tujuan.
Akhirnya kami sampai di Vihara Sakyawanaram, Pacet sekitar pukul 19.30 WIB. Sesampai di sana, kami langsung merasakan hawa dingin yang membuat kami langsung memakai jaket. Kemudian kami baru mulai makan malam. Tak disangka, energi anak-anak GABI VVD ternyata sungguh banyak. Penat sama sekali tidak terlihat pada raut wajah. Hal ini terlihat dari aktivitas anak-anak yang tidak terlihat lelah, walaupun hari sudah malam dan sudah menempuh perjalanan yang cukup jauh.
Jumat, 24 Juni 2016
Di hari Jumat ini, anak-anak sudah terbangun di pagi buta, sekitar pukul 04.30 WIB. Padahal jadwal kegiatan baru saja akan dimulai pukul 08.00 WIB. Cici Pembina sempat kebingungan karena anak-anak langsung memulai aktivitas dengan mandi pagi. Air yang mengalir di kamar mandi benar-benar dingin dan mereka tidak ada sedikit pun rasa enggan untuk mandi. Setelah mengantri cukup panjang dan mandi, semua anak mulai makan pagi dan melakukan pendaftaran ulang serta pembukaan.
Pada Sarasehan GABI ke-14 ini, ada 12 vihara dari berbagai daerah di Jawa Barat yang mengikuti kegiatan ini, di antaranya, Vimala Dharma (Bandung), Bumi Parsjia (Cianjur), Dharma Ratna (Sukabumi), Widhi Sakti (Sukabumi), Bodhi Diepa (Cikampek), Budi Dharma (Purwakarta), Buddha Guna (Karawang), Surya Adi Guna (Karawang), Manggala (Cemara), Sakyawanaram (Pacet), Dhanaguna (Bogor), Buddhasena (Bogor).
Malam harinya, para peserta sarasehan mengikuti sesi sarasehan. Untuk peserta yang berusia 13 tahun ke atas dikategorikan usia remaja dan mengikuti sesi remaja oleh Ci Yenly, dan sisanya masuk ke kelompok sesi anak-anak oleh Ko Eddy Jonson.
Untuk sesi anak-anak dibawakan oleh Ko Eddy dengan sungguh menarik. Bahasan celengan kebajikan dibawanya dengan selingan berbagai tarian dan nyanyian. Walaupun suasana Pacet di malam hari sungguh dingin, tapi atmosfer kehangatan di sesi sarasehan yang dibawakan Ko Eddy membuat anak-anak menjadi bersemangat.
Sabtu, 25 Juni 2016
Pagi ini berbeda dengan pagi sebelumnya. Seluruh peserta tidak ada yang mandi. Ini merupakan anjuran dari Bhante Joti agar peserta hanya mencuci muka dan menyikat gigi karena khawatir akan masuk angin.
Di hari kedua sarasehan ini, sesi latih diri dibawakan oleh Suhu Xian Miao, Suhu Xian Bei, Suhu Xian Kai, Suhu Xian Ren. Suhu menjelaskan mengenai “Buddha is My Hero”. Profil Pangeran Siddharta, mulai dari kehidupan sebelum Pangeran Siddharta lahir, Sang Buddha parinibbana, dijelaskan oleh Suhu dengan bahasa yang ringan dan diselingi oleh nyanyian Buddhis yang dibimbing oleh Suhu Xian Bei.
Pada sesi ini, Suhu juga mengajarkan para peserta meditasi makan jeruk. Mulai dari merasakan bentuk buah jeruk, mencium aroma jeruk sebelum dikupas, mengupas kulit jeruk, mencium kembali aroma jeruk setelah dikupas, dan makan pasi per pasi buah jeruknya, baik dengan cara dimakan langsung, membuang bijinya terlebih dahulu, mengupas seratnya, ataupun dengan mengupas kulitnya (kemudian kulitnya dimakan belakangan).
Kemudian, tibalah waktu makan siang. Setelah makan siang, kegiatan yang satu ini benar-benar disukai anak-anak, yaitu relaksasi total. Pada kegiatan ini, tubuh benar-benar diistirahatkan secara total. Setelah tubuh benar-benar rileks, barulah diadakan kegiatan meditasi gerak berupa games dari Suhu dan Bhante. Games dilakukan per kelompok yaitu memindahkan segelas air penuh menggunakan handuk dan memindahkan segelas air penuh menggunakan tali dimana tali tersebut tidak boleh diikat.
Setelah bermeditasi gerak, kegiatan kembali dilakukan di Bhakti Sala untuk kelompok anak-anak, melanjutkan materi yang dibawakan oleh Suhu. Tak terasa waktu untuk untuk menyampaikan materi oleh Suhu sudah habis, dan masih ada 1 materi lagi yang belum sempat disampaikan oleh Suhu. Akhirnya kelompok anak-anak dan remaja digabung dan Suhu menyampaikan 1 jenis meditasi yang jarang sekali dilakukan di Indonesia, yaitu meditasi peluk.
Kegiatan dilanjutkan dengan bersih diri, kebaktian, dan makan malam. Kegiatan dilanjutkan dengan acara yang paling ditunggu-tunggu di malam hari, malam keakraban! Masing-masing vihara mempersembahkan penampilannya. Kali ini Vimala Dharma menampilkan pertunjukkan sulap, nyanyian dan beat box, beserta paduan suara.
Minggu, 26 Juni 2016
Hari Minggu merupakan hari terakhir Sarasehan GABI ke-14. Seusai bersih diri dan makan pagi, peserta dikumpulkan di Bhakti Sala untuk melakukan sesi sarasehan dengan Ko Randy Tunggeleng. Materi yang dibawakan Ko Randy mengenai makna kata terima kasih, yang merupakan salah satu dari tiga kata ajaib, selain: maaf dan tolong.
Setelah sesi sarasehan berakhir, penutupan pun dilakukan. Dua anak dipilih untuk mewakili proses pelepasan name tag, dimana salah satunya merupakan anak dari GABI Vimala Dharma, yakni Tyffanny Metta.
Sungguh 3 hari yang dijalani pada acara Sarasehan XIV ini memberikan pelajaran dan pengalaman yang sangat berharga. Semua anak berbahagia dan meyimpan memori yang tak akan mudah untuk dilupakan. Semoga acara ini dapat menumbuhkembangkan keyakinan terhadap Buddha Dharma, sesuai dengan tema Sarasehan tahun ini. (Filly Stephanie)